Entah berapa kali aku harus mengucapkan kata MAAF kepadamu,
hingga tulisan ini selesaipun dengan beribu-ribu huruf kiranya tidak akan cukup
untuk menampung kata MAAF itu...
MAAF atas ketidaksempurnaanku...
MAAF belum bisa menjadi sosok terbaik yang bisa kau
banggakan di depan orang-orang...
MAAF atas segalanya...
Dan masih banyak kata MAAF lainnya yang tidak bisa
kusebutkan satu-persatu...
Kejadian sore itu terus menghantui pikiranku dan menghentak
jantungku dengan keras akan perbuatanku sendiri terhadapmu.
Aku sadar, akulah sosok yang pantas di katakan bersalah, ya akulah yang salah!!!
Aku menghakimimu tanpa terlebih dahulu mendengar apa yang menjadi alasanmu tak memberiku kabar hari itu.
Aku sadar, akulah sosok yang pantas di katakan bersalah, ya akulah yang salah!!!
Aku menghakimimu tanpa terlebih dahulu mendengar apa yang menjadi alasanmu tak memberiku kabar hari itu.
Marah, emosi, bergejolak dalam raga menjadi satu, menjelma menjadi
setan yang merasukiku karena terlalu khawatir akan keadaanmu, Sayang...
Tahukah kamu Sayang, kamu telah menjadi sebagian dari
diriku. Itu sebabnya ada yang kurang dalam hati tanpa mendengar kabarmu sehari
saja.
"Kau laksana penari yang nampaknya selalu menari-nari
mengelilingi pikiranku...
Laksana irama gendang yang selalu menggetarkan hati tiap
kali mendengar suara dan menatap matamu...
Laksana kamar yang selalu membuatku nyaman tatkala aku
bersandar di bahumu sesekali ketika berada di balik tubuhmu yang mengendarai
motor...
Laksana ice cream coklat yang menjadi andalanku, kau juga
menjadi sosok andalan yang selalu di puja oleh hatiku..."
MAAF untuk kejadian sore itu, jangan pernah berubah,
tetaplah menjadi seseorang yang selalu di puja oleh hati ini, Arie :’)
0 komentar:
Posting Komentar